Penyebab Jatuhnya Pesawat Sukhoi di Gunung Salak

Masih ingat dengan insiden jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, beberapa waktu lalu. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Marsekal (Purn) Tatang Kurniadi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan ini.

"Pertama, awak pesawat tidak menyadari kondisi pegunungan di sekitar jalur penerbangan yang dilalui karena beberapa faktor dan berakibat awak pesawat mengabaikan peringatan dari Terrain Awareness Warning System (TWAS)," katanya dalam jumpa pers di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa 18 Desember 2012.

Selanjutnya, untuk kasus ini, Jakarta Radar yang seharusnya memberikan gambaran radar di lokasi, belum mempunyai batas ketinggian minimum pada pesawat yang diberikan vector. "Juga sistem dari Jakarta Radar belum dilengkapi dengan Minimum Safe Altitude Warning (MSAW) yang berfungsi untuk daerah Gunung Salak," kata dia.

Selain itu, kata dia, terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat. Hal itu diketahui dari percakapan yang terekam di black box.

"Terjadi pengalihan perhatian terhadap awak pesawat dari percakapan yang berkepanjangan dan tidak terkait dengan penerbangan yang telah menyebabkan pilot yang menerbangkan pesawat tidak dengan segera mengubah arah pesawat ketika orbit dan pesawat keluar dari orbit tanpa disengaja," tambah dia.

Karena itu, untuk menindaklanjuti proses investigasi kecelakaan ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, PT Angkasa Pura II selaku perusahaan penyelenggara pemanduan lalu lintas udara dan pihak Sukhoi Civil Aircraft Company telah melakukan beberapa tindakan keselamatan.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di lereng Gunung Salak pada 9 Mei 2012 lalu. Dalam kecelakaan ini seluruh penumpangnya tewas. Ada 45 orang yang menjadi korban. Di antaranya, dua orang pilot, satu orang navigator, satu flight test engineer dan 41 orang penumpang, yang terdiri dari empat personel dari Sukhoi Civil Aircraft Company (SCAC), 1 orang personel pabrik mesin pesawat (SNECMA), dan 36 tamu undangan, terdiri dari 34 orang warga negara Indonesia, satu warga negara Amerika dan satu warga negara Prancis.

Artikel Terkait